1. Pasar Pagi Sirembi
Pasar Pagi Sirembi
merupakan salah satu pasar yang ada di Jagapura wetan (Kab. Cirebon). Sebelum
mengetahui lebih dalam tentang Pasar
Pagi Sirembi kita harus tau dulu sejarah dari Pasar
Pagi Sirembi itu sendiri.
Awal mula dinamai Pasar Pagi
karena berlangsung setiap hari dan
terletak di jalan Sirembi. Awalnya di jalan sirembi hanya ada satu atau dua
pedagang ikan. Seiring berjalannya
waktu pedagang di Pasar Pagi Serimbi semakin bertambah. Pasar pagi sirembi di
mulai sejak tahun 2010.
Awalnya pihak desa tidak setuju dengan adanya pasar dipinggir jalan. Pihak desa
menyarankan berjualan di jalan tanggul tetapi
para pedagang tidak menyetujui dan tetap memilih
berjualan di pinggir jalan. Alasan pihak desa
melarang berjualan di pinggir jalan dikarenakan akan menyebabkan kemacetan.
Pedagang di pasar Pagi Sirembi bukan hanya berasal dari desa Jagapura Wetan saja tetapi
berasal dari berbagai desa. Pasar Pagi Sirembi
semakin berkembang setelah diperbolehkannya
berdagang di jalan Sirembi. Pasar Pagi
Sirembi diadakan setiap hari. Hari senin – sabtu terdapat sayuran,
daging, dan peralatan rumah tangga dan hari minggu terdapat berbagai keperluan rumah
tangga.
Pasar Pagi Sirembi
merupakan pasar terdekat di daerah jagapura wetan. Tak heran bila tempat ini
selalu dipadati para pembeli dari berbagai daerah di sekitar jagapura. Pasar
ini berlangsung dari pukul 04.00 hingga pukul 09.00 WIB untuk transaksi jual beli yang
dilakukan para pedagang di pasar tersebut.
Pasar Pagi Sirembi
terletak di pinggir jalan. Maka tak heran jika di kawasan Pagi Sirembi selalu
macet. Apalagi hari Minggu pedagang bertambah banyak Keadaan ini dikarenakan
tidak ada lahan parkir yang dikelola pasar
belum maksimal dalam penataanya. Sehingga para pengunjung yang datang ke
Pasar Pagi Sirembi yang memakai kendaraan,
khususnya kendaraan roda dua sulit memarkir kendaraanya. Akhirnya para
pengunjung pasar Pagi Sirembi tersebut memakai bahu jalan yang menyebabkan
macet.
2. Pande Besi 
Pande salah satu usaha yang dilakukan oleh masyarakat Jagapura
khususnya Jagapura Wetan salah satunya berada di dusun satu blok Pande.
Kerajinan pande merupakan ladang usaha pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Waktu dalam pembuatan pande setiap hari kecuali hari jumat. Produksi yang
paling aktif yaitu pembuatan pisau/ lading. Dalam waktu satu bulan bisa
manghasilkan 250 biji tanpa waktu istirahat. Selain pisau seperti sabit/arit,
cangkul/ pacul, parang/ pedang, dan golok di produksi ketika ada pemesnan
saja. Pembuatan pande di Jagapura masih menggunakan alat –alat tradisional. Parang
yang digunakan dalam pembuatan pande di desa ini menggunakan baja bukan
menggunakan besi biasa karena baja lebih kuat dan hasil yang tidak pecah. Kayu
yang digunakan sebagai gagang pembuatan pande menggunakan kayu randu karena
mudah dibentuk. Jika menggunakan kayu yang lain hasilnya tidak memuaskan
seperti kayu jati dan kayu mangga yang terlalu keras sehingga sulit untuk
dibentuk.

Keuntungan hasil penjualan pande itu hanya untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari sedangkan kerugiannya yaitu apabila pande yang
sedang dibuat bahannya bukan dari baja
yang akan pecah dalam proses pembuatannya.
Harga pande hasil produksi desa Jagapura Wetan
-
Arit: Rp. 15.000
-
Pisau: Rp. 8.000 – Rp 20.000
-
Pedang: Rp. 60.000
-
Golok: mulai dari Rp. 40.000
-
Cangkul: Rp. 300.000 – Rp. 350.000
Inovasi Gagang pisau (Pande) dari Mahasiswa KKN-PKM Unswagati 2017
Inovasi Gagang pisau (Pande) dari Mahasiswa KKN-PKM Unswagati 2017

Kegiatan usaha benur yang
ada di Jagapura Wetan berada di daerah Situnggak tepatnya di dusun 4 (empat),
dimana Jagapura Wetan memiliki beberapa dusun dari dusun 1 sampai 4.
Benur merupakan benih atau anak ikan dengan ukuran tertentu yang di gunakan
sebagai kegiatan pembudidayaan ikan.
Kegiatan usaha benur ikan lele adalah bentuk kegiatan ekonomi yang sudah
dilakukan masyarakat dusun 4 (empat) sejak 20 Tahun silam, dimana sebagai mata
pencaharian pokok masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemilik usaha benur
Diantara sekian banyak
pemilik usaha benur yang ada di dusun 4 (empat) Jagapura Wetan ada dua
narasumber pemilik Usaha benur ikan lele diantaranya yaitu:
Nama : Bapak Rahmatullah
Usia : 48 tahun
Nama :Ibu Kartisem
Usia : 43 tahun
- Proses Pembenihan
Dalam usaha kegiatan
benur ikan lele membutuhkan tempat atau lahan untuk pembenihan dan
pembudidayaanya, dimana modal usaha benur ikan lele kurang lebih Rp.1.000.000
untuk sewa lahan, pengadaan terpal, pompa air, bambu, Induk Ikan lele, dan pakan
ikan. Bibit unggul atau benih (Benur) dihasilkan dari proses perkawinan antar
induk lele betina dengan ikan lele jantan induk biasa berumur satu tahun jika
kurang dari satu tahun maka ikan lele betina tidak bagus untuk dijadikan bibit.
Adapun bibit dalam sepasang itu di beli 1 kg (satu kilo) dengan harga Rp.
20.000. Jenis benur ikan lele tersebut merupakan jenis ikan lele jumbo. Pakan
untuk induk ikan lele yaitu roti dan profit -3. Setelah proses perkawinan,
induk lele harus dipisahkan dengan telur-telur yang telah menetas dimana
telur-telurdi pisahkan ditempat yang berbeda untuk menghindari kanibalisme atau
saling memakan dengan jenisnya sendiri. Setelah telur-telur ditempatkan di
dalam tempat yang berbeda kemudian melakukan kegiatan rutin untuk mengganti air
3 hari sekali selama 10 hari kedepan dimana hari ke 10 merupakan hari panen
benur ikan lele yang siap di jual. Proses pemanenan benur ikan lele dilakukan
di pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai pukul 08.00 WIB
- Pengemasan dan Harga Benur Ikan Lele
