Selasa, 21 Februari 2017

TENTANG DESA JAGAPURA WETAN





VISI MISI DESA JAGAPURA WETAN
 
VISI :
Melayani masyarakat Desa Jagapura Wetan secara menyeluruh demi terwujudnya Desa Jagapura Wetan yang maju, mandiri, sehat dan sejahtera.

            MISI :
a. Mengoptimalkan kinerja Perangkat Desa secara maksimal sesuai tugas pokok dan fungsi Perengkat Desa demi tercapainya pelayanan yang baik bagi masyarakat; 
b.   Melakukankoordinasiantarmitrakerja; 
c.   Meningkatkan Sumber DayaManusia dan memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk mencapai kesejahteraan masyarakat;
d.    Meningkatkan kapasitas kelembagaan yang ada di DesaJagapura Wetan;
e.    Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;
f.   Meningkatkan kesejahteraa nmasyarakat Desa Jagapura Wetan dengan melibatkan secara langsung masyarakat Desa Jagapura Wetan dalam berbagai bentuk kegiatan;
g.    Melaksanakan kegiatan pembangunan yang jujur, baik dan transparan serta dapat dipertanggung jawabkan.

  STRATEGI:
a.   Pengelolaan anggaran berdasarkans kalaprioritas agar program Pemerintah Desa dapat berjalan secara cepat, tepat dan akurat yang ditunjang dengan peningkatan kesejahteraan Aparatur dan lembaga yang ada dengan mengedepankan manajemen pemerintahan dan pelayanan publik;
b.   Penataan administrasi Pemerintahan Desa;
c.   Memberdayakan lembaga yang ada dan mengoptimalkan kegiatan pemuda dan olah raga guna menekan tingkat kenakalan remaja;
d.  Peningkatan sumber daya masyarakat agar masyarakat menjadi lebih produktif dan mampu berdaya saing menghadapi perkmbangan lingkungan;
e.   Meningkatkan pengembangan kegiatan keagamaan;
f.   Peningkatan pengelolaan jalan desa, jalan lingkungan, gang, sarana air bersih, saluran air pertanian, sarana keagamaan dan pendidikan serta infrastruktur lainya.

SEJARAH DESA JAGAPURA
            Desa Jagapura awalnya bernama Desa Pasepatan, yang dipimpin oleh Ki Agung Sidum atau Ki Jagabaya Putra tertua Ki Gede Gesik (Plered), yang memiliki tiga anak laki-laki, yaitu; Ki Sumeng (Ki Gede Bayalangu), Ki Gede Guwa (Ki Gede Baluran), dan satu anak perempuan yaitu; Nyi Mertasari (Nyi Gede Gegesik).


Ki Jagapura adalah orang yang dekat dengan Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati. Beliau mendapatkan tugas untuk mensyiarkan agama Islam di daerah perbatasan Cirebon-Indramayu, yang ditugaskan untuk menjaga keamanan perbatasan yang memungkinkan adanya serangan musuh. Pada waktu itu Indramayu-Cirebon memiliki pagar yang sangat tinggi dan kokoh, hanya ada satu pintu masuk untuk lalu lintas saja (gapura). Dikarenakan sebagai penjaga gapura itu, Ki Jagabaya terkenal dengan sebutan Ki Gede Penjaga Gapura yang akhirnya dinamakan Ki Gede Jagapura. Dengan demikian, nama Desa Pasepatan itu berubah menjadi Desa Jagapura. Dahulu kala saat Cirebon berperang melawan Raja Galuh yang dimenangakan oleh Pasukan Cirebon. Ki Jagabaya ikut serta dengan gagah berani memperkuat pasukan Cirebon. Setelah meninggal dunia, Ki Gede Jagapura tidak dimakamkan di wilayah Jagapura. Ada sebuah riwayat yang menyatakan bahwa dimana Ki Gede Jagapura dimakamkan, yaitu di Astana Gunung Jati atau di Desa Bungko.
            Ki Gede Jagapura pernah datang di Bungko untuk mencoba kesaktian (ngayoni) Ki Gede Bungko, akan tetapi Ki Gede Jagapura terdesak (kasoran), karena terperosok kedalam lumpur lalu pinggang Ki Gede Jagapura dihantam oleh Ki Gede Bungko dengan menggunakan dayung. Ki Gede Jagapura kemudian melarikan diri menuju Keraton Cirebon, namun terlebih dahulu beliau menjatuhkan tongkatnya di luar lokasi peperangan, kemungkinan besar tongkat itulah yang dikuburkan di Wilayah Bungko. Oleh karena itu,  setiap tahun warga Jagapura mengadakan kunjungan ke makam Ki Gede Jagapura, baik di Astana Gunung Jati maupun di Desa Bungko. Disamping itu, adat istiadat Mapag Sri (Pesta Rakyat), upacara nebus wetengan (Tujuh Bulanan) masih dilaksanakan sebagian masyarakat Jagapura hingga sekarang.
Bekas peninggalan Ki Gede Jagapura yang masih ada, diantaranya terletak di:
1.      Selokan  Pasepatan terletak di pekarangan Masjid Jami Desa Jagapura.
2.      Sumur Kejayaan di sudut barat daya alun-alun di depan SD Jagapura Kidul.
3.      Sumur Bandung di Desa Jagapura Lor di tempat itu dahulu sering dipergunakan untuk musyawarah para pangeran Cirebon dalam mempersiapkan taktik dan siasat menghadapi berbagai kemungkinan serangan musuh.
            Sejalan dengan perkembangan penduduk yang semakin banyak dan wilayah desa yang sangat luas, pada zaman kolonial Belanda sekitar tahun 1885. Desa Jagapura yang terletak disekitar Desa Gegesik ini dibagi menjadi dua bagian yaitu; Desa Jagapura Lor dan Jagapura Kidul.
            Pada Tahun 1982 Desa Jagapura Lor dibagi kembali menjadi Desa Jagapura Lor dan Desa Jagapura Kulon. Selanjutnya pada tahun 1983 Desa Jagapura Kidul dibagi kembali menjadi Desa Jagapura Kidul dan Jagapura Wetan.
            Dengan demikian, Desa Jagapura seluruhnya terbagi mejadi empat desa yaitu Desa Jagapura Lor, Jagapura Kidul, Jagapura Kulon, dan Jagapura Wetan.
 
 Adapun sejarah desa jagapura wetan menurut salah satu tokoh masyarakat "Minem" menceritakan bahwa desa Jagapura adalah salah satu desa yang terletak di wilayah kecamatan gegesik. Desa Jagapura juga merupakan sebuah desa yang menghubungkan antara wilayah Cirebon dan Indramayu. Desa jagapura sendiri masih dominan dalam bidang pertanian. Desa jagapura terjadi pemekaran, yang menggolongan desa tersebut menjadi empat desa. Walau pun ada juga beberapa yang menjadi khas dari jagapura tersebut. Akan tetapi mayoritas penduduknya kebanyakan berprofesi sebagai petani. Karena dulunya desa jagapura memang sebuah persawahan yang luas tanpa adanya permukiman satu pun.

            Sebelumnya, benar atau tidaknya dahulu Desa Jagapura itu hasil dari sayembara karena pada zamannya Desa Jagapura belum ada satu pun rumah. Hanya saja ada suatu perkampungan kecil di wilayah perbatasan Cirebon-Indramayu yang disebut dengan Blok Tegal. Blok Tegal adalah suatu wilayah perbatasan antara Cirebon dan Indramayu. Dalam cerita yang telah kami telisik bahwasannya Blok Tegal adalah suatu wilayah yang terdapat banyak para Jago Merah atau pada zaman sekarang disebut para Algojo. Di wilayah tersebut banyak para penjaga yang memanfaatkan tempat tersebut dijadikan sebagai tempat perjudian dan tempat hiburan bagi para laki-laki hidung belang. Dengan adanya wilayah tersebut, para warga dibuat resah. Akhirnya dari tingkat Ki Gede Wilayah Cirebon membuat sebuah sayembara untuk mengusir para Algojo dari wilayah tersebut. Akan tetapi dalam sayembara tersebut mereka memberikan syarat yang begitu berat kepada para peserta sayembara. Bahwasannya syarat yang ditentukan adalah mengusir para Algojo dengan tidak memerangi wilayah tersebut. Dari sekian banyak yang mengikuti sayembara tidak ada satu pun yang berhasil. Karena dari banyaknya peserta yang mengikuti sayembara, mereka semua mengusir para algojo dengan melakukan peperangan di wilayah tersebut. Hanya ada salah satu orang peserta yang berhasil menyelesaikan syarat dan tantangan dari Ki Gede Wilayah Cirebon tersebut tanpa memeranginya. Orang tersebut adalah Pangeran Jagabaya. Pangeran Jagabaya adalah Pangeran yang terkenal di Daerah Bungko. Suatu daerah yang sudah ada sebelum adanya desa Jagapura. Pangeran Jagabaya masih memiliki ikatan darah dengan sesepuh Syekh Benting yang terkenal dari Daerah Bungko. Nama asli dari Pangeran Jagabaya adalah Surya Mukta atau Wirya Surta. Namun warga setempat lebih mengenal dengan sebutan Pangeran Jagabaya. Pangeran Jagabaya adalah Pangeran yang sangat disegani selain Syekh Benting.


Hanya Pangeran Jagabaya yang dapat menyadarkan tanpa adanya peperangan diwilayah Blok Tegal (Paltuding atau sekarang disebut dengan nama daerah Gopala). Cara yang dilakukan Pangeran Jagabaya sedikit berbeda dari banyaknya orang yang sudah melakukan pengusiran diwilayah Blok Tegal (Paltuding atau Gopala). Cara yang dilakukan oleh Pangeran Jagabaya adalah dengan memberikan syafaat atau arahan dengan cara halus. Selain itu Pangeran Jagabaya menyadarkan dengan hal yang menurut warga setempat sangat mustahil. Sehingga warga Blok Tegal (Paltuding atau Gopala) sangat menyegani Pangeran Jagabaya. Namun setelah wilayah atau perkampungan Blok Tegal (Paltuding) aman, Pangeran Jagabaya tidak lagi menampakkan diri di wilayah tersebut. Namun nama Pangeran Jagabaya sangat disegani oleh masyarakat setempat. Dari info yang kami dapatkan nama Jagapura di dapat dari nama Pangeran Jagabaya. Namun benar atau tidaknya, kami belum dapat memastikan bahwa nama Jagapura didapat dari nama Pangeran Jagabaya.



  • STRUKTUR PEMERINTAH DESA JAGAPURA WETAN KECAMATAN GEGESIK KABUPATEN CIREBON TAHUN 2017


1 komentar:

  1. How to get to Kamba Casino from JVK - JMHub
    Kamba Casino from 충주 출장마사지 JVK. Information about the nearest casino 전라북도 출장마사지 to JVK. In 여수 출장안마 this page 청주 출장샵 you will see the information about the nearest 광주광역 출장안마 casino to JVK.

    BalasHapus