VISI MISI DESA JAGAPURA WETAN
VISI :
Melayani masyarakat Desa Jagapura Wetan secara menyeluruh
demi terwujudnya Desa Jagapura Wetan yang maju, mandiri, sehat dan sejahtera.
MISI :
a. Mengoptimalkan kinerja Perangkat Desa secara maksimal
sesuai tugas pokok dan fungsi Perengkat Desa demi tercapainya pelayanan yang
baik bagi masyarakat;
b. Melakukankoordinasiantarmitrakerja;
c. Meningkatkan Sumber DayaManusia dan memanfaatkan Sumber
Daya Alam untuk mencapai kesejahteraan masyarakat;
d. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
yang ada di DesaJagapura Wetan;
e. Meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat;
f. Meningkatkan kesejahteraa nmasyarakat Desa Jagapura
Wetan dengan melibatkan secara langsung masyarakat Desa Jagapura Wetan dalam berbagai
bentuk kegiatan;
g. Melaksanakan kegiatan pembangunan
yang jujur, baik dan transparan serta dapat dipertanggung jawabkan.
STRATEGI:
a. Pengelolaan anggaran berdasarkans kalaprioritas
agar program Pemerintah Desa dapat berjalan secara cepat, tepat dan akurat yang
ditunjang dengan peningkatan kesejahteraan Aparatur dan lembaga yang ada dengan
mengedepankan manajemen pemerintahan dan pelayanan publik;
b. Penataan administrasi Pemerintahan Desa;
c. Memberdayakan lembaga yang ada dan mengoptimalkan
kegiatan pemuda dan olah raga guna menekan tingkat kenakalan remaja;
d. Peningkatan sumber daya masyarakat agar
masyarakat menjadi lebih produktif dan mampu berdaya saing menghadapi perkmbangan
lingkungan;
e. Meningkatkan pengembangan kegiatan keagamaan;
f. Peningkatan pengelolaan jalan desa, jalan lingkungan,
gang, sarana air bersih, saluran air pertanian, sarana keagamaan dan pendidikan
serta infrastruktur lainya.
SEJARAH DESA JAGAPURA
Desa Jagapura awalnya bernama Desa Pasepatan, yang dipimpin
oleh Ki Agung Sidum atau Ki Jagabaya Putra tertua Ki Gede Gesik (Plered), yang
memiliki tiga anak laki-laki, yaitu; Ki Sumeng (Ki Gede Bayalangu), Ki Gede
Guwa (Ki Gede Baluran), dan satu anak perempuan yaitu; Nyi Mertasari (Nyi Gede
Gegesik).
Ki Jagapura adalah
orang yang dekat dengan Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati. Beliau
mendapatkan tugas untuk mensyiarkan agama Islam di daerah perbatasan
Cirebon-Indramayu, yang ditugaskan untuk menjaga keamanan perbatasan yang memungkinkan
adanya serangan musuh. Pada waktu itu Indramayu-Cirebon memiliki pagar yang
sangat tinggi dan kokoh, hanya ada satu pintu masuk untuk lalu lintas saja
(gapura). Dikarenakan sebagai penjaga gapura itu, Ki Jagabaya terkenal dengan
sebutan Ki Gede Penjaga Gapura yang akhirnya dinamakan Ki Gede Jagapura. Dengan
demikian, nama Desa Pasepatan itu berubah menjadi Desa Jagapura. Dahulu kala
saat Cirebon berperang melawan Raja Galuh yang dimenangakan oleh Pasukan
Cirebon. Ki Jagabaya ikut serta dengan gagah berani memperkuat pasukan Cirebon.
Setelah meninggal dunia, Ki Gede Jagapura tidak dimakamkan di wilayah Jagapura.
Ada sebuah riwayat yang menyatakan bahwa dimana Ki Gede Jagapura dimakamkan,
yaitu di Astana Gunung Jati atau di Desa Bungko.
Ki Gede Jagapura pernah datang di Bungko untuk mencoba kesaktian
(ngayoni) Ki Gede Bungko, akan tetapi Ki Gede Jagapura terdesak (kasoran),
karena terperosok kedalam lumpur lalu pinggang Ki Gede Jagapura dihantam oleh
Ki Gede Bungko dengan menggunakan dayung. Ki Gede Jagapura kemudian melarikan
diri menuju Keraton Cirebon, namun terlebih dahulu beliau menjatuhkan
tongkatnya di luar lokasi peperangan, kemungkinan besar tongkat itulah yang
dikuburkan di Wilayah Bungko. Oleh karena itu, setiap tahun warga Jagapura mengadakan
kunjungan ke makam Ki Gede Jagapura, baik di Astana Gunung Jati maupun di Desa
Bungko. Disamping itu, adat istiadat Mapag Sri (Pesta Rakyat), upacara nebus
wetengan (Tujuh Bulanan) masih dilaksanakan sebagian masyarakat Jagapura hingga
sekarang.
Bekas peninggalan Ki Gede
Jagapura yang masih ada, diantaranya terletak di:
1.
Selokan Pasepatan terletak di pekarangan Masjid Jami
Desa Jagapura.
2.
Sumur Kejayaan
di sudut barat daya alun-alun di depan SD Jagapura Kidul.
3.
Sumur Bandung di
Desa Jagapura Lor di tempat itu dahulu sering dipergunakan untuk musyawarah
para pangeran Cirebon dalam mempersiapkan taktik dan siasat menghadapi berbagai
kemungkinan serangan musuh.
Sejalan
dengan perkembangan penduduk yang semakin banyak dan wilayah desa yang sangat
luas, pada zaman kolonial Belanda sekitar tahun 1885. Desa Jagapura yang
terletak disekitar Desa Gegesik ini dibagi menjadi dua bagian yaitu; Desa
Jagapura Lor dan Jagapura Kidul.
Pada
Tahun 1982 Desa Jagapura Lor dibagi kembali menjadi Desa Jagapura Lor dan Desa Jagapura
Kulon. Selanjutnya pada tahun 1983 Desa Jagapura Kidul dibagi kembali menjadi
Desa Jagapura Kidul dan Jagapura Wetan.
Dengan
demikian, Desa Jagapura seluruhnya terbagi mejadi empat desa yaitu Desa
Jagapura Lor, Jagapura Kidul, Jagapura Kulon, dan Jagapura Wetan.
Adapun sejarah desa jagapura wetan menurut salah satu tokoh masyarakat "Minem" menceritakan bahwa desa Jagapura adalah
salah satu desa yang terletak di wilayah kecamatan gegesik. Desa Jagapura juga
merupakan sebuah desa yang menghubungkan antara wilayah Cirebon dan Indramayu.
Desa jagapura sendiri masih dominan dalam bidang pertanian. Desa jagapura terjadi
pemekaran, yang menggolongan desa tersebut menjadi empat desa. Walau pun ada
juga beberapa yang menjadi khas dari jagapura tersebut. Akan tetapi mayoritas
penduduknya kebanyakan berprofesi sebagai petani. Karena dulunya desa jagapura
memang sebuah persawahan yang luas tanpa adanya permukiman satu pun.
Sebelumnya, benar atau tidaknya dahulu Desa Jagapura itu
hasil dari sayembara karena pada zamannya Desa Jagapura belum ada satu pun
rumah. Hanya saja ada suatu perkampungan kecil di wilayah perbatasan Cirebon-Indramayu
yang disebut dengan Blok Tegal. Blok Tegal adalah suatu wilayah perbatasan
antara Cirebon dan Indramayu. Dalam cerita yang telah kami telisik bahwasannya
Blok Tegal adalah suatu wilayah yang terdapat banyak para Jago Merah atau pada
zaman sekarang disebut para Algojo. Di wilayah tersebut banyak para penjaga
yang memanfaatkan tempat tersebut dijadikan sebagai tempat perjudian dan tempat
hiburan bagi para laki-laki hidung belang. Dengan adanya wilayah tersebut, para
warga dibuat resah. Akhirnya dari tingkat Ki Gede Wilayah Cirebon membuat
sebuah sayembara untuk mengusir para Algojo dari wilayah tersebut. Akan tetapi
dalam sayembara tersebut mereka memberikan syarat yang begitu berat kepada para
peserta sayembara. Bahwasannya syarat yang ditentukan adalah mengusir para Algojo
dengan tidak memerangi wilayah tersebut. Dari sekian banyak yang mengikuti
sayembara tidak ada satu pun yang berhasil. Karena dari banyaknya peserta yang
mengikuti sayembara, mereka semua mengusir para algojo dengan melakukan
peperangan di wilayah tersebut. Hanya ada salah satu orang peserta yang berhasil
menyelesaikan syarat dan tantangan dari Ki Gede Wilayah Cirebon tersebut tanpa
memeranginya. Orang tersebut adalah Pangeran Jagabaya. Pangeran Jagabaya adalah
Pangeran yang terkenal di Daerah Bungko. Suatu daerah yang sudah ada sebelum
adanya desa Jagapura. Pangeran Jagabaya masih memiliki ikatan darah dengan
sesepuh Syekh Benting yang terkenal dari Daerah Bungko. Nama asli dari Pangeran
Jagabaya adalah Surya Mukta atau Wirya Surta. Namun warga setempat lebih
mengenal dengan sebutan Pangeran Jagabaya. Pangeran Jagabaya adalah Pangeran
yang sangat disegani selain Syekh Benting.
Hanya Pangeran Jagabaya yang dapat menyadarkan
tanpa adanya peperangan diwilayah Blok Tegal (Paltuding atau sekarang disebut
dengan nama daerah Gopala). Cara yang dilakukan Pangeran Jagabaya sedikit
berbeda dari banyaknya orang yang sudah melakukan pengusiran diwilayah Blok
Tegal (Paltuding atau Gopala). Cara yang dilakukan oleh Pangeran Jagabaya
adalah dengan memberikan syafaat atau arahan dengan cara halus. Selain itu
Pangeran Jagabaya menyadarkan dengan hal yang menurut warga setempat sangat
mustahil. Sehingga warga Blok Tegal (Paltuding atau Gopala) sangat menyegani
Pangeran Jagabaya. Namun setelah wilayah atau perkampungan Blok Tegal (Paltuding)
aman, Pangeran Jagabaya tidak lagi menampakkan diri di wilayah tersebut. Namun
nama Pangeran Jagabaya sangat disegani oleh masyarakat setempat. Dari info yang
kami dapatkan nama Jagapura di dapat dari nama Pangeran Jagabaya. Namun benar
atau tidaknya, kami belum dapat memastikan bahwa nama Jagapura didapat dari
nama Pangeran Jagabaya.
- STRUKTUR PEMERINTAH DESA JAGAPURA WETAN KECAMATAN GEGESIK KABUPATEN CIREBON TAHUN 2017
How to get to Kamba Casino from JVK - JMHub
BalasHapusKamba Casino from 충주 출장마사지 JVK. Information about the nearest casino 전라북도 출장마사지 to JVK. In 여수 출장안마 this page 청주 출장샵 you will see the information about the nearest 광주광역 출장안마 casino to JVK.